“Peran Pemuda Dalam Gerakan Mengawal Pembangunan Bangsa”
“Ada suatu waktu di mana terjadi krisis otoritas-krisis hegemoni
dimana yang tua sudah mati dan yang muda belum lahir.”
(Antonio Gramsci)
Sepanjang waktu keberadaan PMII baik sekala lokal maupun nasional baik ditengah-tengah anggota khususnya maupun basis-basis gerakan mahasiswa pada umumnya semakin dituntut peranananya yang lebih nyata. Hal ini tentu perlu dijawab segera dengan kegiatan yang langsung bisa dirasakan oleh anggota maupun Masyarakat Bangsa dan Negara. Mengingat Mahasiswa merupakan jantung gerakan perubahan sebuah bangsa yang mempuyai rasa nasionalisme tinggi, menghendaki kebebasan, memiliki kapasitas diri, serta memiliki pisau analisa yang tajam untuk mengawal sebuah alur perubahan dari berbagai aspek kehidupan, idealisme adalah salah satu pedoman mahasiswa untuk menjawab permasalahan dan melakukan tranformasi sosial menuju Indonesia baru yang modern namun tidak tercerabut dari akar sejarah serta kepribadian bangsa.
Gerakan Mahasiswa merupakan bagian gerakan pemuda, Sejarah sesungguhnya telah mengungkapkan satu fakta bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang besar karena kekayaan alamnya maupun kestrategisan lokasi geografisnya, melainkan karena adanya peranan signifikan dari pemuda bangsa. Mungkin tanpa adanya campur tangan pemuda dalam sejarah perjuangan, saat ini kita tidak dapat merasakan nikmatnya kemerdekaan, indahnya hidup tanpa penjajahan dan kediktatoran serta ketidakadilan penguasa negeri ini. Dalam konteks global, masalah kepemudaan (youth) merupakan isu sekaligus problematika global karena menyentuh tataran nilai sosial dan budaya masyarakat hampir di seluruh belahan bumi ini. Masalah kepemudaan pun saat ini bukan hanya menjadi masalah negara, melainkan telah berkembang sebagai wacana global dalam kurun waktu lebih dari satu dekade terakhir. Pembahasannya cenderung menempati posisi strategis dalam berbagai agenda pertemuan berskala bilateral, regional dan multilateral.
Dalam tataran nasional, eksistensi dan gerakan kaum muda juga menjadi salah satu isu yang sangat penting dan tetap diwacanakan dalam berbagai tahapan perioderisasi perkembangan kondisi dalam perjalanan sejarah. Lihat saja bagaimana betapa semangatnya Dr. Sutomo ketika mendirikan organisasi pergerakan yang pertama, Budi Utomo, dalam usianya yang belum genap 20 tahun, bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa pada pelaksanaan sumpah pemuda, dan bagaimana dahsyatnya Wikana dan Yusuf Kunto dalam Peristiwa Rengasdengklok.
Gerakan reformasi mengalami klimaks di tahun 1998 yang ditandai dengan mundurnya Soeharto dari jabatan presiden memiliki arti yang sangat besar bagi perjalanan bangsa Indonesia. Rezim otoriter yang menguasai negara ini hingga tiga dasawarsa akhirnya tumbang akibat desakan rakyat yang dibangkitkan lewat gerakan mahasiswa.
Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa golongan muda (pemuda) memiliki peran yang sangat penting dalam setiap perubahan yang mewarnai negeri ini. Dimulai pada tahun 1908 yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan tonggak awal peran pemuda dalam mengawal perubahan bangsa, hingga pada tahun 1998 lewat gerakan mahasiswa, di mana golongan pemuda kembali mempersembahkan perubahan negeri ini lewat momentum reformasi yang sejalan mengarahkan bangsa ini pada episode baru kehidupan berdemokrasi.
Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan baik dibidang hokum, ekonomi social masyarakat maupun yang lainnya. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan dalam era saat ini sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah dan bangsa.
“Ada suatu waktu di mana terjadi krisis otoritas-krisis hegemoni
dimana yang tua sudah mati dan yang muda belum lahir.”
(Antonio Gramsci)
Sepanjang waktu keberadaan PMII baik sekala lokal maupun nasional baik ditengah-tengah anggota khususnya maupun basis-basis gerakan mahasiswa pada umumnya semakin dituntut peranananya yang lebih nyata. Hal ini tentu perlu dijawab segera dengan kegiatan yang langsung bisa dirasakan oleh anggota maupun Masyarakat Bangsa dan Negara. Mengingat Mahasiswa merupakan jantung gerakan perubahan sebuah bangsa yang mempuyai rasa nasionalisme tinggi, menghendaki kebebasan, memiliki kapasitas diri, serta memiliki pisau analisa yang tajam untuk mengawal sebuah alur perubahan dari berbagai aspek kehidupan, idealisme adalah salah satu pedoman mahasiswa untuk menjawab permasalahan dan melakukan tranformasi sosial menuju Indonesia baru yang modern namun tidak tercerabut dari akar sejarah serta kepribadian bangsa.
Gerakan Mahasiswa merupakan bagian gerakan pemuda, Sejarah sesungguhnya telah mengungkapkan satu fakta bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang besar karena kekayaan alamnya maupun kestrategisan lokasi geografisnya, melainkan karena adanya peranan signifikan dari pemuda bangsa. Mungkin tanpa adanya campur tangan pemuda dalam sejarah perjuangan, saat ini kita tidak dapat merasakan nikmatnya kemerdekaan, indahnya hidup tanpa penjajahan dan kediktatoran serta ketidakadilan penguasa negeri ini. Dalam konteks global, masalah kepemudaan (youth) merupakan isu sekaligus problematika global karena menyentuh tataran nilai sosial dan budaya masyarakat hampir di seluruh belahan bumi ini. Masalah kepemudaan pun saat ini bukan hanya menjadi masalah negara, melainkan telah berkembang sebagai wacana global dalam kurun waktu lebih dari satu dekade terakhir. Pembahasannya cenderung menempati posisi strategis dalam berbagai agenda pertemuan berskala bilateral, regional dan multilateral.
Dalam tataran nasional, eksistensi dan gerakan kaum muda juga menjadi salah satu isu yang sangat penting dan tetap diwacanakan dalam berbagai tahapan perioderisasi perkembangan kondisi dalam perjalanan sejarah. Lihat saja bagaimana betapa semangatnya Dr. Sutomo ketika mendirikan organisasi pergerakan yang pertama, Budi Utomo, dalam usianya yang belum genap 20 tahun, bagaimana perjuangan luhur pemuda dalam memperkenalkan konsep persatuan bangsa pada pelaksanaan sumpah pemuda, dan bagaimana dahsyatnya Wikana dan Yusuf Kunto dalam Peristiwa Rengasdengklok.
Gerakan reformasi mengalami klimaks di tahun 1998 yang ditandai dengan mundurnya Soeharto dari jabatan presiden memiliki arti yang sangat besar bagi perjalanan bangsa Indonesia. Rezim otoriter yang menguasai negara ini hingga tiga dasawarsa akhirnya tumbang akibat desakan rakyat yang dibangkitkan lewat gerakan mahasiswa.
Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa golongan muda (pemuda) memiliki peran yang sangat penting dalam setiap perubahan yang mewarnai negeri ini. Dimulai pada tahun 1908 yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan tonggak awal peran pemuda dalam mengawal perubahan bangsa, hingga pada tahun 1998 lewat gerakan mahasiswa, di mana golongan pemuda kembali mempersembahkan perubahan negeri ini lewat momentum reformasi yang sejalan mengarahkan bangsa ini pada episode baru kehidupan berdemokrasi.
Sepatutnya, pemuda tidak lagi hanya dalam posisi berpangku tangan atau menunggu inisiasi dari pemerintah untuk bersama-sama berperan mengisi pembangunan baik dibidang hokum, ekonomi social masyarakat maupun yang lainnya. Menginisiasi dan mendorong konsep pembangunan dalam era saat ini sangat terbuka bagi pemuda. Pemuda yang mampu membaca tanda-tanda zamannya, seyogyanya telah berada pada pilihan penguatan kelembagaan lokal, guna mendorong kesadaran semua elemen masyarakat untuk terlibat aktif mendorong percepatan pembangunan daerah dan bangsa.