NASIONALISME PEMUDA JEPARA
Penulis, Ainul Mahfud,
Kabid II Bidang Eksternal PC.PMII Jepara
Nasionalisme itu penting sebagai bagian memantapkan hati bahwa kita punya Negara sebagai tempat berteduh dan bersosialisasi layaknya manusia seutuhnya, rasa nasionalisme inilah yang telah mengilhami pemuda pada masa itu (penjajahan) untuk bangkit membangun Negara tanpa koloni, hingga mereka mampu menjadi pilar penting dan berada pada garda terdepan dalam merintis perjuangan kemerdekan Indonesia. Namun diakui atau tidak, bahwa pergeseran semangat nasionalisme di dalam tubuh pemuda Indonesia sudah semakin jauh.ini dibuktikan dengan semakin lemahnya eksistensi dan posisi politik pemuda masa kini, terutama dalam mengemban misi kebangsaan.
Walaupun jelas beda masa beda gerakan, Apa yang dapat kita berikan pada negara tercinta ini tentu sangat berbeda dengan masa 1928-an. Bila pada masa itu para pemuda selain berikrar setia untuk bangsa Indonesia mereka juga mempertaruhkan nyawa dan raga untuk meraih kemerdekaan sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan. Saat ini yang dapat kita berikan kepada bangsa ini adalah prestasi-prestasi membanggakan untuk semua rakyat Indonesia, mempertahankan kemerdekaan kita seutuhnya.
Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa banyak pemuda- pemudi bangsa dengan berbagai masalah yang mereka anggap sudah lumrah dan biasa terjadi di kalangan pemuda, seperti tawuran, seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya (kita bisa saksikan di Televisi, Koran dsb), ironi memang, namun ini menjadi perhatian kita bersama (elemen masyarakat) agar pemuda kita mampu berkembang maju .bahkan mainstream yang terbentuk sekarang ialah berlomba- lomba berkiblat pada dunia barat. Kecintaan pada produk dalam negeri mulai terkikis dan hilang dengan semakin banyaknya produk asing (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri Indonesia., Membeli produk luar negeri dianggap suatu kebanggaan tersendiri yang dapat menaikkan prestise di hadapan masyarakat. Ini juga salah satu bentuk bagaimana nasionalisme pemuda itu mulai luntur, maka dari itu perlu penguatan akan pentingnya rasa memiliki bangsa dan Negara kita.
Kalau bericara Di lingkup jeparapun sama, pemuda jepara harus memperhatikan kearifan local (local wisdom)yang dimiliki jepara, tidak mungkin rasa nasionalisme akan semakin kuat jika pemuda jepara mulai apatis dengan budaya dan warisan nenek moyang yang telah di titipkan kepada kita di jepara.menurut saya, minimal pemuda mengerti dan mau belajar budaya yang telah di wariskan nenek moyang kita, misalnya pemuda jepara seharusnya tertarik dengan budaya ukir yang telah mendunia tidak lantas meninggalkannya, pemuda jepara mau memakai baju tenun khas jepara dan tentunya membanggakannya bukan malah lebih mengunggulkan produk import (itu contoh kecilnya). Nasionalisme di dalam diri pemuda itu wajib di kuatkan karena pemuda adalah iron stock (stock besi) yang nantinya akan meneruskan dan menggantikan pemimpin bangsa kita. Jadi nasionalisme pemuda itu harga mati, penjualan asset-aset Negara ke asing sehingga SDA kita di ekspoitasi besar-besaran, maraknya korupsi, pengjualan pulau2 ke asing dsb, itu salah satu contoh ketika nasionalisme luntur.
Maka dari itu, mari kita bersama-sama mengawal pemuda utamanya pemuda jepara agar mengobarkan rasa nasionalismenya, minimal pemuda harus lebih cinta dengan produk local, kearifan local yang dimiliki jepara sudah seharusnya untuk di lestarikan sebagai upaya penguatan kecintaan pemuda kepada bangsa dan negara.
Satu lagi yang menurut saya penting yakni Pendidikan d Indonesia harus Berbasis Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Nasional (transfer of value).
Ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam proses pendidikan seharusnya berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional, yakni mengajarkan adat istiadat lokal yang ada didaerah tersebut dan adat istiadat yang diakui dan dijadikan identitas bangsa. Indonesia adalah negara yang multi-budaya maka muatan pendidikan budaya lokal yang terimplementasi dalam bentuk kurikulum budaya lokal akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam model pendidikan ini. Sedangkan kurikulum yang bermuatan budaya nasional akan sama antara satu daerah yang satu dengan daerah yang lain. Selain membagi dan berbagi pengetahuan mengenai adat istiadat lokal dan nasional, nilai-nilai budaya bersama juga harus disampaikan dalam proses pendidikan yang berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional. Kalau di jeparaya minimal dimasukkan pendidikan tentang sejarah local, ukir jepara, tari khas jepara dsb harus di sampaikan sejak dini.
Jika pendidikan semacam ini di lakukan, tentu pemuda akan belajar sejak dini tentang budaya bangsanya, diharapkan pendidikan semacam ini akan sangat membantu proses munculnya rasa nasionalisme pemuda yang semakin tinggi.
Walaupun jelas beda masa beda gerakan, Apa yang dapat kita berikan pada negara tercinta ini tentu sangat berbeda dengan masa 1928-an. Bila pada masa itu para pemuda selain berikrar setia untuk bangsa Indonesia mereka juga mempertaruhkan nyawa dan raga untuk meraih kemerdekaan sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan. Saat ini yang dapat kita berikan kepada bangsa ini adalah prestasi-prestasi membanggakan untuk semua rakyat Indonesia, mempertahankan kemerdekaan kita seutuhnya.
Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa banyak pemuda- pemudi bangsa dengan berbagai masalah yang mereka anggap sudah lumrah dan biasa terjadi di kalangan pemuda, seperti tawuran, seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya (kita bisa saksikan di Televisi, Koran dsb), ironi memang, namun ini menjadi perhatian kita bersama (elemen masyarakat) agar pemuda kita mampu berkembang maju .bahkan mainstream yang terbentuk sekarang ialah berlomba- lomba berkiblat pada dunia barat. Kecintaan pada produk dalam negeri mulai terkikis dan hilang dengan semakin banyaknya produk asing (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri Indonesia., Membeli produk luar negeri dianggap suatu kebanggaan tersendiri yang dapat menaikkan prestise di hadapan masyarakat. Ini juga salah satu bentuk bagaimana nasionalisme pemuda itu mulai luntur, maka dari itu perlu penguatan akan pentingnya rasa memiliki bangsa dan Negara kita.
Kalau bericara Di lingkup jeparapun sama, pemuda jepara harus memperhatikan kearifan local (local wisdom)yang dimiliki jepara, tidak mungkin rasa nasionalisme akan semakin kuat jika pemuda jepara mulai apatis dengan budaya dan warisan nenek moyang yang telah di titipkan kepada kita di jepara.menurut saya, minimal pemuda mengerti dan mau belajar budaya yang telah di wariskan nenek moyang kita, misalnya pemuda jepara seharusnya tertarik dengan budaya ukir yang telah mendunia tidak lantas meninggalkannya, pemuda jepara mau memakai baju tenun khas jepara dan tentunya membanggakannya bukan malah lebih mengunggulkan produk import (itu contoh kecilnya). Nasionalisme di dalam diri pemuda itu wajib di kuatkan karena pemuda adalah iron stock (stock besi) yang nantinya akan meneruskan dan menggantikan pemimpin bangsa kita. Jadi nasionalisme pemuda itu harga mati, penjualan asset-aset Negara ke asing sehingga SDA kita di ekspoitasi besar-besaran, maraknya korupsi, pengjualan pulau2 ke asing dsb, itu salah satu contoh ketika nasionalisme luntur.
Maka dari itu, mari kita bersama-sama mengawal pemuda utamanya pemuda jepara agar mengobarkan rasa nasionalismenya, minimal pemuda harus lebih cinta dengan produk local, kearifan local yang dimiliki jepara sudah seharusnya untuk di lestarikan sebagai upaya penguatan kecintaan pemuda kepada bangsa dan negara.
Satu lagi yang menurut saya penting yakni Pendidikan d Indonesia harus Berbasis Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Nasional (transfer of value).
Ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam proses pendidikan seharusnya berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional, yakni mengajarkan adat istiadat lokal yang ada didaerah tersebut dan adat istiadat yang diakui dan dijadikan identitas bangsa. Indonesia adalah negara yang multi-budaya maka muatan pendidikan budaya lokal yang terimplementasi dalam bentuk kurikulum budaya lokal akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam model pendidikan ini. Sedangkan kurikulum yang bermuatan budaya nasional akan sama antara satu daerah yang satu dengan daerah yang lain. Selain membagi dan berbagi pengetahuan mengenai adat istiadat lokal dan nasional, nilai-nilai budaya bersama juga harus disampaikan dalam proses pendidikan yang berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional. Kalau di jeparaya minimal dimasukkan pendidikan tentang sejarah local, ukir jepara, tari khas jepara dsb harus di sampaikan sejak dini.
Jika pendidikan semacam ini di lakukan, tentu pemuda akan belajar sejak dini tentang budaya bangsanya, diharapkan pendidikan semacam ini akan sangat membantu proses munculnya rasa nasionalisme pemuda yang semakin tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar