Gerakan nasionalisme dan berbagai bentuk gerakan bawah tanah seperti yang ada di Palestina telah lama terbentuk. Sebagaian dari pergerakan di Palestina yang menyatakan Islam sebagai motivasi gerak mereka telah membuat malu dan segian lagi bergerak moderat dengan Islamnya. Pergerakan nasionalis me tidak melihat Islam sebagai agama suci Ilahi tapi sebagai bagian dari pada kebangsaan dan budaya keAraban.
Kemenangan Revolusi Islam di Iran telah menghentikan kesepakatan Camp David dengan program nasionalismenya.
Pada hari hari permualaan kemenangan Revolusi Islam sebagian kelompok Palestina seperti mendapat kemenangan dan nafas baru, tapi Revolusi ini berlanjut menghancurkan penghalangnya dan mendapatkan jalan baru yaitu jalan kembalinya pada Islam sebagai landasan dan standart pergerakannya. Dengan ini muncullah pergerakan baru yang tidak hanya terbatas di negeri Arab tapi juga semua negera Islam (muslimin) dan awal mula bentuk pergerakan ini adalah terbunuhnya pelaku Camp David yaitu Sadat dan kemudian dilanjutkan dengan pergerakan agama dalam bentuk baru, yaitu tidak dalam bentuk tehnokrat pergerakan yang memiliki dasar teori barat, tapi muncul pada bentuk riil di Palestina. Gerakan Islam di Libanon-Hizbullah- menjadi gerakan front depan melawan Israel. Maka pengikut barat surut mengikat ikatan baru dengan Israel dan barat sementara pergerakan Islam bernapak tetap kedepan di dunia Islam.
Amerika untuk menghambat pergerakan Islam di kalangan muslimin menggunakan pergerakan dengan cover Islam dengan bentuk Wahabiayah Saudiyah yang dilahirkan dari rahim politik kotor Inggris. Tumbuh membesar dengan minuman dolar minyak memulai langkahnya dengan mencoba memisahkan gerkan revolusi Iran dari gerakan gerakan Islam yang lain dengan harapapan dapat menbuat “kutup” yang lain.
Dengan propaganda Islam lepas dari aspek kemasyarakatan dan politik, tapi dalam banyak hal, ini tidak berakhir menguntungkan Amerika, dengan sejumlah masjid yang dibangun oleh uang Saudia telah menarik gelombang politik Islam dan dengan keuntungannya.
Dengan politik cloning agama Amerika, seklipun dalam jangka panjang tampak menghasilkan untung, tapi dalam jangka panjang, tapi diragukan lagi dengan persyaratan aspek politik Islam yang ada akan membawa hasil yang berlawanan. Sehingga sekalipun Saudia dengan keinginan Amerikanya melancarkan usaha memisahkan aspek politik dan masyarakat dari agama, tapi Qur’an Kitab yang sempurna hadir siap memberikan jawaban untuk itu, terutama jawaban untuk keperluan pada aspek kehidupan bermasyarakat.
Pada sisi lain, Revolusi Islam di Iran memberi pengaruh kuat pada pergerakan Islam di Afganistan terutama terbenamnya Marksisme di Rusia. Pengaruh Revolusi Islam di Iran lebih kuat lagi berpengaruh dengan pandangan dan pidato serta undangan rombongan tokoh kenegaraan ke Rusia era Gorbachev. Islam dengan daya tariknya yang khusus telah mempengaruhi Central Asia, dengan terbenamnya Marksisme sebagai simbol kejatuhan satu idiologi membuat tekanan pada isme isme yang lain terutama isme barat sehingga mundul daya tarik pada agama secara umum terutama Islam secara khusus.
Revolusi Islam di Iran telah menghidupkan titik syaraf perasaan indentitas keagamaan muslimin dan dengan 8 tahun pertahan sucinya (perang Iraq-Iran) membuat masalah Tasyayu’ dan Islam telah menjadi focus berita dunia.
Apa bila pada era 60 dan 70 an amerika berhasil mempenagruhi politik dalam negeri Iran, pada akhir 70an berbaliknya politik dan militer Iran sangat berpengaruh cara pengambilan keputusan dan perilaku Amerika.
Hukum murtad pada Salman Rushdi merupakan suatu titik hukum yang memberikan kehidupan pada masyarakat terhadap nilai keagamaan terutama pernyataan indentitas keagamaan di dunia Islam untuk menghadapi budaya pembunuhan bentuk kesusian dan penghancuran kehormatan para ambiya dan Rasul. Dalam budaya ini tidak harus meminta kepada hak pada Allah Maha Suci atas tindakan yang telah melampui batas ini atas hinaan pada kesucianNya. Barat yang menggunakan dasar pemikiran secularnya tidak bergeming atas hukum ini sehingga semua institusi yang didasari pemikiran itu ada dibawah tanda tanya, bermula dari semua fasilitas politik dan ekonomi yang digunakannya. Tapi muslimin dengan pertahanannya yang akhirnya dapat memobilisasi diri untuk melihat Islam tidak sebagai agama yang tertekan tapi Islam sebagai kenyataan yang berdiri sendiri dalam masyarakat .
Perbandingan antara pra dan paska 70 dapat menggambarkan dengan jelas geo politik dan pemikiran dimana pertumbuhan keagamaan dan mazhab dalam pertentangan iman dan kufur di dunia internasional.Tampa keraguan kalau saja pergerakan dengan kecepatan ini atau tampa kecepatan sekalipun tapi tetap dengan manual ini maka wajah politik dan pemikiran dunia akan tampak berubah dengan jelas pada puluhan tahun kedepan. Hasilnya adalah dimana kekuatan agama dan kemampuan berlomba masa lalu dengan posisi dibawah penjajahan dan penindasan , yaitu kekuatan yang ada dibawah penindasan politik dan ekonomi dunia terutama adikuasa Amerika, akan tetap dipastikan dapat bertahan dan kuat untuk berlaga di semua medan sehingga menang dengan telak sekalipun harus menghadapi semua tekanan dan kesulitan.
Gerakan keagamaan- sebagai mana gerakan Islam yang diinginkan oleh barat- terbatas pada tapal batas negara negara Islam, seperti Aljazair, Turkia dll……begitu juga perkembangan Islam di barat dimana ketika adanya selimut pertikaan aspek budaya dan kemasyarakatan materialis, tampak terdengar terikan takbir dalam demonstrasi besar ditengah tengah Amerika yang menunjukkan kemenangan agama dalam menghadapi dunia internasional.
Pejuan keagamaan dalam kubu ini lebih luas dari pada hanya sebagai perjuangan regional aatau pergolakan satu system dan ekonomi, tapi merupakan penentuan penentangan dan pertikaian untuk menentukan nasib dan penetapan dua budaya dan kemasyarakatan, juga untuk mendapatkan kekuatan keagamaan dalam keadaan ini sebagai hakikat kekuatan.
Bukan berarti, kehadiran kekuatan yang besar di dunia Islam dan lebih lagi dari itu adalah kemampuan yang terbentuknya dari bentukan network yang telah dimulai di Iran, karena Iran telah merupakan bentukan dengan dasar keyakinan dan budaya politik tasyayu’, sementara negara negara lain masih terpisah dari keyakinan ini .
Pengalaman di Afganistan telah menunjukan dimana sebenarnya memiliki daya tarik keagamaan dan dengan kemampuan gerak masyrakat keagamaan. Fiqih politiknya tidak dapat digunakan dengan baik untuk dapat memobilisasi dan terfokusnya kekuatan dengan dasar agama, pada sisi ini adanya keterikatan dasar revolusioner keagamaan masih terikat dengan oleh dominsasi perkauman dan kesukuan.
Mesir, Aljazair dan Turki merupakan pengalaman hidup. Nilai keagamaan di Mesir yang telah memotifasi pergerakan masyarakat dan gerakan politik yang penuh pengalaman dan berkelanjutan tapi semuanya ini tidak mampu mendominasi politik negara ini.
Pengalaman Aljazair telah menunjukkan dimana barat tidak dengan mudah memberikan instrument kekuatan politiknya pada kekuatan agamis, karena selama agama tidak menjadi motivasi dasar dari gerak politiknya maka gerakan politik hanya akan dilihat sebagai kenyataan mobilisasi kemasyarakatan.
Penggunakaan bentuk yang sama terjadi juga di Turkia maka hasil yang samapun akan didapatkan disana.
Cara melihat dan pelaksanaan politik kekuatan agamis terhadap penggunaan fasilitas politik suatu kawasan merupakan titik yang penting untuk melihat perubahan masa depan dunia Islam . Kekuatan agamis hinga sebelum Revolusi pun, lebih kurang mengunakan kesempatan yang sama terhadap lawan politiknya untuk mempertahankan nilai kesucianan agama atau mengkontrol lawan. Tapi dalam masa itu pemerintahan keagamaan dipertahankan dengan semua konsekwensinya dalam masyarakat dan system dasarnya.
Maka kalau saja nilai pergerakan di negara negara Islam lain dilakukan dengan cara yang sama seperti ini maka pastilah pemerintahan keagamaan akan dapat terbentuk dengan idial.
Kemenangan Revolusi Islam di Iran telah menghentikan kesepakatan Camp David dengan program nasionalismenya.
Pada hari hari permualaan kemenangan Revolusi Islam sebagian kelompok Palestina seperti mendapat kemenangan dan nafas baru, tapi Revolusi ini berlanjut menghancurkan penghalangnya dan mendapatkan jalan baru yaitu jalan kembalinya pada Islam sebagai landasan dan standart pergerakannya. Dengan ini muncullah pergerakan baru yang tidak hanya terbatas di negeri Arab tapi juga semua negera Islam (muslimin) dan awal mula bentuk pergerakan ini adalah terbunuhnya pelaku Camp David yaitu Sadat dan kemudian dilanjutkan dengan pergerakan agama dalam bentuk baru, yaitu tidak dalam bentuk tehnokrat pergerakan yang memiliki dasar teori barat, tapi muncul pada bentuk riil di Palestina. Gerakan Islam di Libanon-Hizbullah- menjadi gerakan front depan melawan Israel. Maka pengikut barat surut mengikat ikatan baru dengan Israel dan barat sementara pergerakan Islam bernapak tetap kedepan di dunia Islam.
Amerika untuk menghambat pergerakan Islam di kalangan muslimin menggunakan pergerakan dengan cover Islam dengan bentuk Wahabiayah Saudiyah yang dilahirkan dari rahim politik kotor Inggris. Tumbuh membesar dengan minuman dolar minyak memulai langkahnya dengan mencoba memisahkan gerkan revolusi Iran dari gerakan gerakan Islam yang lain dengan harapapan dapat menbuat “kutup” yang lain.
Dengan propaganda Islam lepas dari aspek kemasyarakatan dan politik, tapi dalam banyak hal, ini tidak berakhir menguntungkan Amerika, dengan sejumlah masjid yang dibangun oleh uang Saudia telah menarik gelombang politik Islam dan dengan keuntungannya.
Dengan politik cloning agama Amerika, seklipun dalam jangka panjang tampak menghasilkan untung, tapi dalam jangka panjang, tapi diragukan lagi dengan persyaratan aspek politik Islam yang ada akan membawa hasil yang berlawanan. Sehingga sekalipun Saudia dengan keinginan Amerikanya melancarkan usaha memisahkan aspek politik dan masyarakat dari agama, tapi Qur’an Kitab yang sempurna hadir siap memberikan jawaban untuk itu, terutama jawaban untuk keperluan pada aspek kehidupan bermasyarakat.
Pada sisi lain, Revolusi Islam di Iran memberi pengaruh kuat pada pergerakan Islam di Afganistan terutama terbenamnya Marksisme di Rusia. Pengaruh Revolusi Islam di Iran lebih kuat lagi berpengaruh dengan pandangan dan pidato serta undangan rombongan tokoh kenegaraan ke Rusia era Gorbachev. Islam dengan daya tariknya yang khusus telah mempengaruhi Central Asia, dengan terbenamnya Marksisme sebagai simbol kejatuhan satu idiologi membuat tekanan pada isme isme yang lain terutama isme barat sehingga mundul daya tarik pada agama secara umum terutama Islam secara khusus.
Revolusi Islam di Iran telah menghidupkan titik syaraf perasaan indentitas keagamaan muslimin dan dengan 8 tahun pertahan sucinya (perang Iraq-Iran) membuat masalah Tasyayu’ dan Islam telah menjadi focus berita dunia.
Apa bila pada era 60 dan 70 an amerika berhasil mempenagruhi politik dalam negeri Iran, pada akhir 70an berbaliknya politik dan militer Iran sangat berpengaruh cara pengambilan keputusan dan perilaku Amerika.
Hukum murtad pada Salman Rushdi merupakan suatu titik hukum yang memberikan kehidupan pada masyarakat terhadap nilai keagamaan terutama pernyataan indentitas keagamaan di dunia Islam untuk menghadapi budaya pembunuhan bentuk kesusian dan penghancuran kehormatan para ambiya dan Rasul. Dalam budaya ini tidak harus meminta kepada hak pada Allah Maha Suci atas tindakan yang telah melampui batas ini atas hinaan pada kesucianNya. Barat yang menggunakan dasar pemikiran secularnya tidak bergeming atas hukum ini sehingga semua institusi yang didasari pemikiran itu ada dibawah tanda tanya, bermula dari semua fasilitas politik dan ekonomi yang digunakannya. Tapi muslimin dengan pertahanannya yang akhirnya dapat memobilisasi diri untuk melihat Islam tidak sebagai agama yang tertekan tapi Islam sebagai kenyataan yang berdiri sendiri dalam masyarakat .
Perbandingan antara pra dan paska 70 dapat menggambarkan dengan jelas geo politik dan pemikiran dimana pertumbuhan keagamaan dan mazhab dalam pertentangan iman dan kufur di dunia internasional.Tampa keraguan kalau saja pergerakan dengan kecepatan ini atau tampa kecepatan sekalipun tapi tetap dengan manual ini maka wajah politik dan pemikiran dunia akan tampak berubah dengan jelas pada puluhan tahun kedepan. Hasilnya adalah dimana kekuatan agama dan kemampuan berlomba masa lalu dengan posisi dibawah penjajahan dan penindasan , yaitu kekuatan yang ada dibawah penindasan politik dan ekonomi dunia terutama adikuasa Amerika, akan tetap dipastikan dapat bertahan dan kuat untuk berlaga di semua medan sehingga menang dengan telak sekalipun harus menghadapi semua tekanan dan kesulitan.
Gerakan keagamaan- sebagai mana gerakan Islam yang diinginkan oleh barat- terbatas pada tapal batas negara negara Islam, seperti Aljazair, Turkia dll……begitu juga perkembangan Islam di barat dimana ketika adanya selimut pertikaan aspek budaya dan kemasyarakatan materialis, tampak terdengar terikan takbir dalam demonstrasi besar ditengah tengah Amerika yang menunjukkan kemenangan agama dalam menghadapi dunia internasional.
Pejuan keagamaan dalam kubu ini lebih luas dari pada hanya sebagai perjuangan regional aatau pergolakan satu system dan ekonomi, tapi merupakan penentuan penentangan dan pertikaian untuk menentukan nasib dan penetapan dua budaya dan kemasyarakatan, juga untuk mendapatkan kekuatan keagamaan dalam keadaan ini sebagai hakikat kekuatan.
Bukan berarti, kehadiran kekuatan yang besar di dunia Islam dan lebih lagi dari itu adalah kemampuan yang terbentuknya dari bentukan network yang telah dimulai di Iran, karena Iran telah merupakan bentukan dengan dasar keyakinan dan budaya politik tasyayu’, sementara negara negara lain masih terpisah dari keyakinan ini .
Pengalaman di Afganistan telah menunjukan dimana sebenarnya memiliki daya tarik keagamaan dan dengan kemampuan gerak masyrakat keagamaan. Fiqih politiknya tidak dapat digunakan dengan baik untuk dapat memobilisasi dan terfokusnya kekuatan dengan dasar agama, pada sisi ini adanya keterikatan dasar revolusioner keagamaan masih terikat dengan oleh dominsasi perkauman dan kesukuan.
Mesir, Aljazair dan Turki merupakan pengalaman hidup. Nilai keagamaan di Mesir yang telah memotifasi pergerakan masyarakat dan gerakan politik yang penuh pengalaman dan berkelanjutan tapi semuanya ini tidak mampu mendominasi politik negara ini.
Pengalaman Aljazair telah menunjukkan dimana barat tidak dengan mudah memberikan instrument kekuatan politiknya pada kekuatan agamis, karena selama agama tidak menjadi motivasi dasar dari gerak politiknya maka gerakan politik hanya akan dilihat sebagai kenyataan mobilisasi kemasyarakatan.
Penggunakaan bentuk yang sama terjadi juga di Turkia maka hasil yang samapun akan didapatkan disana.
Cara melihat dan pelaksanaan politik kekuatan agamis terhadap penggunaan fasilitas politik suatu kawasan merupakan titik yang penting untuk melihat perubahan masa depan dunia Islam . Kekuatan agamis hinga sebelum Revolusi pun, lebih kurang mengunakan kesempatan yang sama terhadap lawan politiknya untuk mempertahankan nilai kesucianan agama atau mengkontrol lawan. Tapi dalam masa itu pemerintahan keagamaan dipertahankan dengan semua konsekwensinya dalam masyarakat dan system dasarnya.
Maka kalau saja nilai pergerakan di negara negara Islam lain dilakukan dengan cara yang sama seperti ini maka pastilah pemerintahan keagamaan akan dapat terbentuk dengan idial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar