MAHASISWA butuh pergerakan. Hal ini sangat rasional mengingat peran mahasiswa dalam dinamika kenegaraan. Pergerakan bangsa secara progresif diawali oleh intelektual muda yang berinisiasi untuk bersatu. Mendirikan organisasi, mengadakan diskusi dan mengajak rakyat adalah cara-caranya. Hal ini memiliki dampak masif pada era awal pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pergerakan sendiri secara gramatikal di antaranya bermakna kebangkitan baik untuk perjuangan atau perbaikan. Unsur pertama yang ada dalam suatu pergerakan setidaknya adalah gerak. Gerak berarti bertindak. Unsur kedua pergerakan adalah hasil dari tindakan tersebut harus beresensi membangkitkan. Kebangkitan inilah yang diharapkan dapat memicu unsur ketiga, perbaikan. Maka dari itu, ketiga unsur ini yakni tindakan, kebangkitan dan perbaikan harus ada dalam suatu pergerakan.
Pergerakan mahasiswa dapat diartikan pergerakan yang dilakukan oleh mahasiswa. Sebagaimana disebut di awal, mahasiswa memiliki peran besar dalam hal pergerakan bangsa. Sebut saja pergerakan terbesar pascakemerdekaan oleh mahasiswa pada era 60-an dan 1998. Dua peristiwa tersebut secara masif mengubah haluan kenegaraan hingga menyebabkan pergantian orde. Oleh sebab itu, mahasiswa dari dulu hingga sekarang dianggap sebagai subyek penting dalam pergerakan bangsa.
Pergerakan diperlukan dalam setiap dinamika kenegaraan. Hal ini disebabkan selalu adanya dinamika dalam pelaksanaan pemerintah yang perlu diatasi. Kemiskinan, pendidikan, kesejahteraan serta aspek lain perlu disikapi dengan progresif. Pemerintah sebagai pelaku regulasi hanya mampu menyediakan fasilitas dan mengenal rakyat secara tidak langsung. Peran mahasiswa dalam hal ini setidaknya menjembatani keinginan rakyat dengan pemegang kewenangan, pemerintah. Hal ini mutlak diperlukan agar terjadi sinkronisasi antara dua kubu tersebut.
Mengingat urgensi pergerakan mahasiswa, masih terdapat kesalahan persepsi dalam hal menyikapi suatu pergerakan. Hari ini. masih ada yang memaknai pergerakan adalah sebatas demonstrasi, pergerakan adalah dengan mendorong barokade polisi. Dalam arti tersebut, memang terdapat setidaknya unsur tindakan dan kebangkitan, namun bagaimana unsur ketiga? Padahal unsur ini adalah tujuan dari adanya pergerakan, perbaikan. Oleh sebab itu jika suatu pergerakan mahasiswa tidak menghasilkan perbaikan, maka pergerakannya perlu ditinjau ulang.
Memaknai Kembali Pergerakan Hari Ini
Perbaikan adalah tujuan pergerakan. Berbagai macam cara dan sarana dapat mendukung tercapainya tujuan, selama tidak melanggar batas baik agama, moral dan hukum. Pergerakan mahasiswa hari ini perlu kembali direfleksikan agar antara effort dengan hasil berbanding lurus.
Di era pra kemerdekaan, demonstrasi sangat minim dilakukan mengingat jumlah dan paradigma masyarakat yang masih rendah. Pascakemerdekaan awal, demonstrasi mampu menunjukkan eksistensi intelektual muda. Pada orde baru, demonstrasi sempat mengalami pasang surut dengan adanya operasi oleh Kopkamtibnas. Puncak dari penyikapan orde baru ada pada 1998. Namun apakah hari ini demonstrasi masih relevan digunakan sebagai sarana utama pergerakan?
Sebagaimana telah diulas, setiap masa memiliki keunikan tersendiri. Pun hari ini. Masyarakat sekarang tidak membutuhkan mahasiswa lebih banyak turun di jalan, masuk televisi dan membakar ban di jalan. Rakyat butuh kontribusi langsung mahasiswa. Gerakan kewirausahaan, sociopreneur, pemberdayaan desa setidaknya harus menjadi salah satu agenda mahasiswa untuk mengentaskan kemiskinan. Gerakan mengajar, menginspirasi perlu diadakan guna mencerdaskan masyarakat dari pembodohan media massa yang berkutat pada urusan politik.
Oleh sebab itu, pergerakan mahasiswa berbasis kerakyatan perlu terus digalakkan dan didukung semua pihak. Hal ini guna menggeser paradigma destruktif pergerakan ke arah yang konstruktif. Hal yang paling penting adalah adanya progresifitas dalam pergerakan. Semuanya dilakukan secara terpadu dan sinergis, guna mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
Pergerakan sendiri secara gramatikal di antaranya bermakna kebangkitan baik untuk perjuangan atau perbaikan. Unsur pertama yang ada dalam suatu pergerakan setidaknya adalah gerak. Gerak berarti bertindak. Unsur kedua pergerakan adalah hasil dari tindakan tersebut harus beresensi membangkitkan. Kebangkitan inilah yang diharapkan dapat memicu unsur ketiga, perbaikan. Maka dari itu, ketiga unsur ini yakni tindakan, kebangkitan dan perbaikan harus ada dalam suatu pergerakan.
Pergerakan mahasiswa dapat diartikan pergerakan yang dilakukan oleh mahasiswa. Sebagaimana disebut di awal, mahasiswa memiliki peran besar dalam hal pergerakan bangsa. Sebut saja pergerakan terbesar pascakemerdekaan oleh mahasiswa pada era 60-an dan 1998. Dua peristiwa tersebut secara masif mengubah haluan kenegaraan hingga menyebabkan pergantian orde. Oleh sebab itu, mahasiswa dari dulu hingga sekarang dianggap sebagai subyek penting dalam pergerakan bangsa.
Pergerakan diperlukan dalam setiap dinamika kenegaraan. Hal ini disebabkan selalu adanya dinamika dalam pelaksanaan pemerintah yang perlu diatasi. Kemiskinan, pendidikan, kesejahteraan serta aspek lain perlu disikapi dengan progresif. Pemerintah sebagai pelaku regulasi hanya mampu menyediakan fasilitas dan mengenal rakyat secara tidak langsung. Peran mahasiswa dalam hal ini setidaknya menjembatani keinginan rakyat dengan pemegang kewenangan, pemerintah. Hal ini mutlak diperlukan agar terjadi sinkronisasi antara dua kubu tersebut.
Mengingat urgensi pergerakan mahasiswa, masih terdapat kesalahan persepsi dalam hal menyikapi suatu pergerakan. Hari ini. masih ada yang memaknai pergerakan adalah sebatas demonstrasi, pergerakan adalah dengan mendorong barokade polisi. Dalam arti tersebut, memang terdapat setidaknya unsur tindakan dan kebangkitan, namun bagaimana unsur ketiga? Padahal unsur ini adalah tujuan dari adanya pergerakan, perbaikan. Oleh sebab itu jika suatu pergerakan mahasiswa tidak menghasilkan perbaikan, maka pergerakannya perlu ditinjau ulang.
Memaknai Kembali Pergerakan Hari Ini
Perbaikan adalah tujuan pergerakan. Berbagai macam cara dan sarana dapat mendukung tercapainya tujuan, selama tidak melanggar batas baik agama, moral dan hukum. Pergerakan mahasiswa hari ini perlu kembali direfleksikan agar antara effort dengan hasil berbanding lurus.
Di era pra kemerdekaan, demonstrasi sangat minim dilakukan mengingat jumlah dan paradigma masyarakat yang masih rendah. Pascakemerdekaan awal, demonstrasi mampu menunjukkan eksistensi intelektual muda. Pada orde baru, demonstrasi sempat mengalami pasang surut dengan adanya operasi oleh Kopkamtibnas. Puncak dari penyikapan orde baru ada pada 1998. Namun apakah hari ini demonstrasi masih relevan digunakan sebagai sarana utama pergerakan?
Sebagaimana telah diulas, setiap masa memiliki keunikan tersendiri. Pun hari ini. Masyarakat sekarang tidak membutuhkan mahasiswa lebih banyak turun di jalan, masuk televisi dan membakar ban di jalan. Rakyat butuh kontribusi langsung mahasiswa. Gerakan kewirausahaan, sociopreneur, pemberdayaan desa setidaknya harus menjadi salah satu agenda mahasiswa untuk mengentaskan kemiskinan. Gerakan mengajar, menginspirasi perlu diadakan guna mencerdaskan masyarakat dari pembodohan media massa yang berkutat pada urusan politik.
Oleh sebab itu, pergerakan mahasiswa berbasis kerakyatan perlu terus digalakkan dan didukung semua pihak. Hal ini guna menggeser paradigma destruktif pergerakan ke arah yang konstruktif. Hal yang paling penting adalah adanya progresifitas dalam pergerakan. Semuanya dilakukan secara terpadu dan sinergis, guna mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar