Jumat, 27 Juni 2014

PELANTIKAN PENGURUS PMII RAYON TARBIYAH UNISNU JEPARA

 Pelantikan Pengurus Rayon Tarbiyah UNISNU Jepara PMII Cabang Jepara 
Ketua Umum PC.PMII Jepara Memberikan SK Rayon Tarbiyah & Keguruan Kepada ketua yang baru  

Jepara , Rayon Pergerakan Mahsiswa Islam Indonesia Fakultas Tarbiyah Unisnu Jepara mengadakan pelantikan pengurus baru masa khidmat 2014-2015 14/6/2014 di aula kampus unisnu jepara dalam pertemuan tersebuat di hadiri oleh seluruh pengurus baru dan lama dengan rangkaian pelantikan dan raker organisasi.
Dengan mengambil tema pelantikan sebagai arah geraka kemandirian organisasi ini untuk menjalankan roda organisasi kedepan yang tidak semakin mudah. dalam acara tersebut di hadiri langsung oleh ketua umum dan ketua komisariat, bso, sanggar seni eling, foruim kajian gender, dan rayon tarbiyah syariah , dakwah , saind tek , ekonomi.
Dalam pertemuan tersebut di sampaikan ketua umum bwasanya sahabt-sahab pengurus baru harus mulai mewnata niat yang sungguh dalam menjalankan roda organisasi rayon tarbiyah komunikasi antar pengurus harus inten apapun persoalanya harus komitmen dan terbuka antar pengurus , dan bisa membawa fakultas tarbiyah kedepan menjadi lebih baik kualitas guru bisa terjaga.

Kamis, 26 Juni 2014

RAPAT KERJA RAYON EKONOMI DAN BISNIS UNISNU JEPARA

Pembukaan Rapat Kerja Rayon Ekonomi Dan bisnis Unisnu Jepara 


Jepara, Rayon ekonomi dan bisnis unisnu jepara mengadakaan rapat kerja (raker) 26/06/2014 di jl. kh. molikil rt.o3/04 panggang pulo jepara setelah melaksanakan pelantikan tanggal 20 juni 2014 lalu.pada acara tersebut di hadiri 20 pengurus dan [engurus cabang yang di wakili oleh sahabt fadli yang membuka acar tersebut karna ketua umum tidak bis hadir secara langsung semoga tidak mengurngi semangat sahabt-sahabt untuk mengatualisasikan visi dan misi program kerja kedepan. 

Bahwa program kerja ini sebagai pijakan dalam menjalankan dan merealisasiokan rekomendasi hasil rtar sehingga arah dan gerakan kedepan benar-benar bnisa terarah. dalam raker tersebut isi oleh ainul kabid 2 eksternal pc.pmii jepara dan sahabt sahrul bidang ekonomi pmii cabang jepara yang tidak diragukan lagi sepak terjangnya dalam dunia orgaanisasi kampus dan gerakan mahasiswa. 

Rabu, 25 Juni 2014

Reformulasi Struktur dan Kaderisasi PMIIKetua Umum PB PMII Aminuddin



 Reformulasi Struktur dan Kaderisasi

 

Jakarta – Aminuddin Ma’ruf resmi menerima mandat untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) di Kongres PMII XVIII di Jambi pekan lalu.

Setidaknya ada tiga agenda utama PB PMII ke depan dibawah roda kepemimpinan Aminuddin Ma’ruf. Yakni mereformulasi struktur, mengkonsolidasi kaderisasi, dan konsolidasi internal. Untuk agenda yang terakhir ini ditargetakan akan selesai maksimal dalam tiga bulan kedepan.

“Dari ketiga poit itu pada intinya PMII ke depan harus rapi secara struktur, rapi secara kaderisasi, dan rapi secara regenerasi. Itulah target saya dalam satu periode ke depan,” kata Aminuddin, saat ditemui SantriNews, di kediamannya Jalan Kayu Manis No.52 Jakarta Timur, Kamis, 19 Juni 2014.

Aminuddin menjelaskan, PB PMII akan mengkaji secara mendalam tentang pola efektivitas sistem kaderisasi di PMII. Menurutnya, sistem kaderisasi formal mulai MAPABA, PKD, hingga PKL perlu dirumuskan ulang agar lebih bersifat tehnikal, karena selama ini hanya berkutat di sisi nilai.

“Perlu diturunkan pada hal-hal yang bersifat teknikal, karena selama ini kan terlalu absurd,” ujar pria berusia 28 tahun kelahiran Karawang ini.

Mantan ketua umum PC PMII Jakarta Timur ini menyebutkan, misalnya materi Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Materi ini, sambungnya, harus dirumuskan kedalam bentuk aplikasi teknis.

Implikasi dari absurditas sistem kaderisasi itu, kader PMII acapkali gamang dalam menghadapi realitas di lapangan. “Itu adalah efek dari sistem kaderisasi PMII yang terlalu absurd. Menurunkan Aswaja dan NDP secara teknikal belum ada,” tegasnya.

Aminuddin berkomitmen, kepengurusan PB PMII mendatang akan melaksanakan kaderisasi sendiri yang dikhususkan bagi para kader yang memang sengaja disiapkan untuk menjadi calon pemimpin minimal di level PKC dan PB.

“Artinya setelah ketua PKC ke depan itu harus sadar bahwa dirinya sedang disiapkan untuk jadi pemimpin. Begitu juga di level PB,” tandasnya. (her/ahay)

MUTER BSO. SANGAR SENI ELING PMII CABANG JEPARA

Musyawaroh Tertinggi Badan Semi Otonom Sanggar Seni Eling PMII Cabng Jepara ke- 7 


Jepara, Sanggar seni eling PMII Cabng Jepara mengadakan musyawaroh tertinggi yang di singkat (MUTER ELING KE-7) 24/06/2014 di Rm.Rasa Kemmbang atau di sanggar seni gandring desa kembang kecmatamn kembang, dengan kemasan seniman dan di bawah rumah gubuk, dengan serangkain acara ramah tamah pembukaan dan pementasan teater, pembacaan puisi, dan musi maju terus genenerasi kedua bend eling. dalam acara tersebut di hadiri oleh seluruh pengurus badan semi otonom dan sesepoh eling kang amin, kang zainal, kang borhan, 

Zainal abidin menyampaikan dalam sambutanya terakhir menjadi ketua sanggar seni eling agr semua sedulur pengurus dan kader eling bisa mengikuti  acara ini  sampai selesai dan kedepan lebih emangat lagi atas pergantian pengurusini. dalam lpjnya pengurusan periode 2012-2014 ini detrima tampa sarat. 

dalam pemilihan ketua terpilihlah bah surepn menjadi mandatris terpilih sangar seni eling masa khidmat 2014-2015 kedepan denganmisi lebih memperluas jaringan dan menggal;akan latihan rutin , membenahi sitim pengkaderan dan mesikapi isu-isu terkait sosial.

KILAS BALIK SEJARAH BERDIRINYA PMII


Sejarah telah mengakui, pemuda dan mahasiswa selalu berada pada garis paling depan dalam perubahan sosial di Indonesia semenjak dalam penjajahan Belanda hingga sekarang ini. Peran kesejarahannya sangat panjang telah menempatkannya sebagai kelompok strategis yang memiliki daya dorong perubahan sosial yang siknifikan, sehingga tidak berlebihan jika mereka disebut pelopor penting dalam perubahan sosial (Agen of Social Change).Dia lahir di tengah-tengah nation state Indonesia sendiri yang sarat dengan keragaman (Pluralitas)nya, mulai dari bangsa, ras, etnis, agama, kebudayaan, hingga aliran pemikiran.
Meminjam pandangan Ben Anderson dalam Revolusi Pemuda, peran pemuda sangat besar dalam menentukan masa depan sebuah bangsa. Dalam pepatah Arab disebutkan ”syubbanul yaum rijalul ghoddi (pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan)”. Hal tersebut diatas paling tidak menjadi landasan epistimologi yang semakin menguatkan stigma gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral, sebagaimana kuatnya memori kolektif masyarakat yang menyebut bahwa pemuda Indonesia pada tahun 1928 telah mempunyai andil besar terhadap bangsa Indonesia dengan menggelar sumpah pemuda.
PMII sebagai organisasi Mahasiswa terbesar di Indonesia, didirikan pada 17 april 1960. dalam sejarah perkembangannya mempunyai dua masa yang sangat berarti; Pertama, PMII sebagai kaki tangan (Underbow) dari NU yang saat itu sebagai partai politik. Ini terjadi pada era 1960-1970an. Sejak didirikannya, PMII harus menjawab tantangan zaman; menjadi organisasi kader bagi partai NU dan perkembangan revolusi zaman yang dimotori Bung Karno. Sebagai organisasi kader, ketika itu PMII dituntut untuk melakukan pendukungan penuh terhadap perjuangan partai NU, meskipun secara cerdas PMII telah memiliki konsep sosialisme religius untuk menjawab persoalan bangsa sekaligus sebagai ideologi alternatif terhadap pertarungan antara fundamentalisme, komunisme dan kapitalisme.
Pada masa tersebut PMII telah berpartisipasi dalam pembinaan ukhuwah Nahdiyah, ukhuwah Islamiyah, bahkan ukhuwah Watoniyah melalui aktifitas-aktifitas internal dan eksternalnya yang dilaksanakan bersama-sama warga NU dan umat Islam dalam lintas organisasi kepemudaan pada umumnya.
Kedua, PMII sebagai organisasi mandiri (independen) dari NU. Dalam perjalanannya, setelah PMII mengambil sikap untuk menempati posisi independen terhadap NU, mau tidak mau PMII harus berjuang keras untuk mempertahankan keberadaan (eksistensi)nya di hamparan Indonesia. Sikap tersebut sengaja dilakukan untuk memperluas dan mempertajam gerakan PMII dalam mengusung nilai-nilai besar yang menjadi prioritas gerakannya, yaitu keislaman dan kebangsaan. (Hanif Dzakiri; Meneguhkan Jati Diri Gerakan, 2000).
Walaupun secara struktural organisatoris PMII sudah lepas dari NU, akan tetapi secara kultural historis PMII tidak bisa dilepaskan dari NU, artinya secara struktural organisatoris PMII sah dan mampu mengambil keputusan dan kebijakan sendiri tanpa adanya campur tangan (intervensi) dari NU, meskipun secara kultural historis PMII tetap berdarah NU. Sikap independen tersebut yang kemudian senantiasa dipertahankan PMII dalam menemukan ruang gerak yang luas untuk menyemaikan ide-ide besar yang selama ini diusung oleh PMII, yaitu; demokratisasi, penegakan HAM, Advokasi Masyarakat, Kesetaraan Jender dengan harapan terciptanya bangsa yang berkeadilan dan berkemakmuran dalam bingkai keislaman dan keindonesiaan.
Makna Filosofi PMII
PMII sebagai sebuah organisasi ideologis paradigmatis tentunya memiliki rasa tersendiri dibandingkan dengan organisasi kemahasiswaan lainnya. Sehingga karenanya, PMII menyimpan makna filosofis mulai dari nama yang disandangnya hingga pada tahap orientasi gerakan yang dipilihnya.
Makna kata ”Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (mahkluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya, yaitu memberikan yang terbaik bagi sekitarnya. Dalam konteks individual/komunitas maupun organisatoris, kiprah PMII senantiasa mencerminkan pergerakannya menuju yang lebih baik (transformatif) sebagai perwujudan tanggung jawab bagi alam sekitarnya. ”Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengartian ”Mahasiswa” yang terkandung dalam PMII adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri, mahasiswa yang dimaksud merupakan bangunan dari kiprah diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial dan insan mandiri. Dan identitas mahasiswa tersebut, terpancar tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial masyarakat dan tanggung jawab individual sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
Pengertian ”Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma Ahlussunnah Wal Jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara Iman, Islam, dan Ihsan yang dalam pola pikir, sikap, dan prilakunya tercermin sifat-sifat selektif, akomodatif dan integratif.
Pengertian ”Indonesia” yang terkandung dalam PMII adalah masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideology bangsa ”Pancasila dan UUD 1945” dengan kesadaran kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang terbentang dari sabang sampai meraoke yang diikat dengan kesadaran wawasan nusantara.
Dengan demikian, secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan melahirkan kader-kader bangsa yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT, dan atas dasar ketaqwaan berkiprah mewujudkan peran keutuhannya membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia menuju tatanan masyarakat.

“PEMIMPINKU UNTUK PMII, PEMIMPINKU UNTUK JEPARA”

Untukmu PMII

Gendang Konfercab PMII sudah ditabuh sebagai tanda dimulainya ritual penting  untuk memilih pemimpin yang baru menggantikan kepemimpinan yang telah “usang”. Dinamika sebagai bumbu penyedap rasa dalam berproses pendewasaan kritis pun masih dinanti. Terlepas dari hal itu semua, terdapat hal yang substansial yang perlu dipikirkan secara berjamaah, yaitu organisasi PMII dan kader sebagai basis utama pergerakan PMII. Dalam konteks pemilihan pemimpin, kader cenderung terjebak pada opini-opini umum tanpa tuan yang terkadang menjerumuskan prinsip kepribadiannya dalam menentukan ketua umum, maka yang terjadi adalah kader terhegemoni oleh opini tertentu dan bersikap tanpa arah tujuan yang jelas dengan tanpa mempertimbangkan kriteria seorang pemimpin yang pas untuk PMII maupun Jepara.

Ada logika terbalik (meminjam istilah Ferdinand Hindiarto) yang dilakukan oleh kader PMII dalam setiap memilih pemimpin, baik ketua umum PC, BSO, PK maupun Rayon. Kader tidak pernah memikirkan secara matang dan menganalisis secara kritis kriteria kompetensi kepemimpinan yang pas, akan tetapi lebih pada sebatas memandang siapa calon tersebut dalam arti kedekatan emosional. Akibatnya kader tentu terpeleset karena pertimbangannya hanya terpaku pada tampilan luar seorang calon.

Richard L Hughes, Robert C Ginnet dan Gardon J Churphy dalam buku  Leadership: Enhanching The Lesson of exsperience (2010) berpendapat bahwa pemimpin tidak boleh dipilih hanya berdasarkan kriteria karakter tertentu. Kepemimpinan adalah proses yang melibatkan interaksi tiga hal, yaitu: pemimpin, pengikut dan situasi. Karakter pemimpin dengan konsep tangan besi atau otoriter belum tentu tidak baik, namun masih bergantung pada bagaimana situasi dan keadaan pengikutnya. Begitu juga sebaliknya, pemimpin yang demokratis juga belum tentu efektif karena masih bergantung pada posisi pengikut dan situasinya. Maka logika berpikir yang sederhana dalam memilih pemimpin adalah merumuskan kriteria kompetensi pemimpin yang pas dengan karakteristik dan situasi pada organisasi maupun daerah (Ferdinand H: SM).

Kembali pada konsep Richard L Hughes dkk, setidaknya terdapat empat kriteria yang sepatutnya menjadi modal mendasar bagi calon pemimpin, siapaun itu. Pertama adalah pemimpin yang berintegritas, artinya mampu menjunjung nilai luhur, kejujuran dan kebenaran dalam tindakan. Kedua pemimpin yang mampu menerima perbedaan dan memiliki toleransi terhadap keberagamaan dalam mensikapi kemajmukan sikap, pola pikir dan tuntutan kader. Ketiga adalah pemimpin yang mampu berdialog dan mampu memposisikan diri, dan keempat adalah pemimpin yang berani dan tegas dalam mengambil sikap dan keputusan, terlebih menghadapi tahun 2014 sebagai tahun politik. Jika pemimpin tidak mampu bersikap tegas dan berani maka yang terjadi adalah PMII akan terombang ambing oleh situasi perpolitikan daerah dan nasional tanpa memiliki idealisme pergerakan dan arah pikir yang jelas sebagai benteng pertahanan atas serangan partai politik dan kepentingan orang tertentu.

Dalam rangka menakar kepemimpinan seseorang dapat menggunakan suatu konsep yang dikemukakan oleh Stephen P Robbins seorang profesor manajemen dari San Diego State University dalam bukunya the trurh about managing poeple (2008), Robbins menyatakan bahwa: “the best predictor of a personis future behavior is his past behavior ”. Kita dapat meramalkan perilaku seorang pemimpin dengan melihat perilaku-perilaku yang bersangkutan selama ini. Konsep ini sangat mudah dipahami dan digunakan sebagai dasar analisis karena setiap orang memiliki perilaku otentik di masa lalu, sebelum seseorang menjabat posisi tertentu. Perilaku yang tidak dibuat-buat demi pencitraan.

Gery Yulk dalam buku Leadership in Organizationa (2010) merumuskan variabel-variabel kunci dalam kepemimpinan, yaitu: integrity, personality & value, skill & expertise, confidence & optimism, influence tactics dan attribution abaout followers.
1.    Yulk mengatakan bahwa integrity adalah kejujuran atau satunya kata dan tidakan. Jika mengunakan konsep Robbins maka kita dapat melihat track record dimasa lalu dan selama berkarir seorang pemimpin.
2.    Variabel ini dalam ilmu psikologi terbentuk sejak seorang sejak dalam masa kanak-kanak sampai dewasa awal.
3.    Progress karir organisasi atau politik seseorang.
4.    Rasa percaya diri yang tinggi dan optimisme yang kuat.
5.    Kemampuan mempengaruhi orang lain dengan cara berpikir rasional ilmiah dan persuasif dalam menyampaikan pendapat.
6.    Seorang pemimpin memandang rakyatnya, memberi empati dan perhatian pada masyarakat. . (Ferdinand H, SM:10/06/2013).

Berdasarkan  konsep analisis di atas, jika kita menakar kepemimpinan PMII selama satu  periode kedepan maka kita dapat mempunyai gambaran bagaimana kepemimpinan selanjutnya. Apakah pas untuk PMII secara mikro dan Jepara secara makro.

Semua rencana dan konsep di atas merupakan gambaran salah satu  jalan berijtihad dalam rangka mencari sosok pemimpin yang pas untuk keadaan kader maupun situasi PMII dan Jepara. Tujuannya adalah demi terselenggaranya harmonisasi dinamika organisasi dan persoalan kedaerahan. Artinya ketua umum PC PMII Jepara kedepan harus mampu membaca situasi organisasi dan daerah secara  adil dan mampu memposisikan diri ketika organisasi dan Pemerintah Daerah dalam persimpangan jalan ketidakpastian. Pengambilan posisi sikap dapat dilakukan dengan merencanakan program-program kerja organisasi  strategis dan ikut serta mengadvokasi, memonitoring, dan tetap mengkritisi kinerja Pemerintah Daerah dalam situasi bagaimanapun.
Untuk mendapatkan sosok idealitas pemimpin yang nantinya dapat diterima oleh kader sebagai wakil yang merepresentasikan organisasi PMII dan Pemerintah Daerah sebagai wujud kemajemukan masyarakat Jepara maka ada banyak hal yang harus dilakukan sebagai bentuk proses untuk mencapai idealitas tersebut.

Tidak terlepas dari agenda besar tersebut, kini anak bangsa lagi-lagi dihadapkan dengan permasalahan yang kian kompleks dan tak tentu arah ujung penyelesaiaanya yang memaksa masyarakat ikut serta terseret kedalam pusaran persoalan bangsa yang semakin dalam. Akhirnya, mereka yang tak mampu bertahan dan minim persiapan iktelektual maupun skil akan terlempar jauh tertinggal, sedangkan yang sedikit mempunyai kekuasaan semakin jumawa dengan apa yang dperoleh hingga akhirnya timbullah sentiment social.

Dalam rangka merespon segala permasalahan yang timbul dalam realitas sosial, maka kemudian PMII sebagai organisasi sosial harus mampu memposisikan dirinya sebagai agen perubahan sosial (agent of sosial chenge), agen control sosial (agent of social control), baik di era 1908, 1945, 1966 maupun era reformasi tahun 1998. Pada intinya adalah bagaimana PMII mampu memberi kontribusi riil terhadap keberlangsungan dinamisasi serta harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga tercapainya Negara Indonesia yang sejahtera dan demokratis tentu tanpa menafikan apa yang terjadi dalam diri internal kader.

Berangkat dari kerangka pikir serta mencoba bersikap tanggap atas realitas diatas maka PC. PMII Jepara bermaksud ikut serta dalam membangun keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis sebagai bentuk pengamalan tri dharma perguruan tinggi poin ketiga.

Adalah tanggungjawab sejarah generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk terus berjuang memperbaiki nasib bangsanya. Sebagian besar rakyat kita adalah masyarakat yang belum bebas dari kebodohan dan kemiskinan, dipundak mahasiswa-lah mereka menaruh harapan akan masa depan anak-anaknya agar hidup lebih baik dimasa mendatang. Melalui kemampuan intelektualitas, seyogyanya mahasiswa mampu menangkap perasaan rakyat akan pentingnya kesejahteraan dan demokrasi, yang adil dan merata, sebagai konsekuensi logis dari negara yang merdeka dan berdaulat.

Tidak terlepas dari cita-cita luhur tersebut, kiranya masih banyak permasalahan social yang masih butuh perhatian serius dari aparatur Negara, kaum intelektual maupun masyarakat secara luas. Pertentangan antar umat beragama yang sebenarnya menjadi permasalahn klasik hingga sekarang belum mampu diselesaikan dengan tuntas dan bijaksana oleh pemerintah. Justru seringkali permasalahan antar agama tersulut kembali hanya dikarenakan permasalahan sepele. Problem social lain adalah adanya praktik politik yang tidak bersih, jujur dan terbuka yang hamper dilakukan oleh elit politik demi melanggengkan kepentingan pribadi untuk meraih kekuasaan. Pada akhirnya pelanggaran etika politik pun kerap kali terjadi meskipun lembaga pengawas terbentuk. Kedua realitas social tersebut hanyalah gambaran sempit yang kiranya dapat menjadi wakil atas kompleksitas permasalahan yang melanda bangsa Indonesia selama ini yang tentu kiranya segera membutuhkan problem solving agar apa yang menjadi persoalan segera terselesaikan dalam rangka menciptakan Negara sejahtera dan demokratis. 

ibit  Term of Reference (ToR) Seminar Regional kofercab, 2013

DEKLARASI DAMAI PILPRES OLEH KPU JEPARA DAN NONTON BARENG DEBAT CAPRES

Nonton Bareng Debat Capres Di Maribu dan Deklarasi Damai Bersama KPU Jepara 

Jepara, Komisi Pemilihan Umum Jepara mengadakan deklarasi damai dan nonton bareng debat capres di maribu 23/06/2014

RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT PMII SULTAN HADLIRIN UNISNU JEPARA

Rapat Tahunan Komisariat PMII Sultan hadiri Unisnu Jepara yang ke II 


Jepara, Komisariat sultan hadirin pmii cabang jepara mengadakan rapat tahunan komisariat (RTK) ke II 22/06/2014 di ruang aula fakultas syariah & hukum Unisnu Jepara lantai 1. ini merupakan forum tertinggi komisariat sultan hadirin unisnu jepara yang kedua karena sebelumnya adalah tiga komisariat yaitu , komisariat ratu kalinyamat, inisnu jepara komisariat ra,kartini setienu jepara  komisariat ratu sima sttdnu sebnelum peleburan menjadi universitas unisnu jepara pada akir 2013. kata ketua komisariat sultan hadirin unisnu jepara sahabt khoirun najib. 

RTK ini juga di awali dengan berbgai serangkain kegiatan diajntarnya, Loba anak sholeh tartil Al-qur'an, cerdas cermat, anzan, pengajian umum bersama warga masyarakat, debat kandidat, lomba futsal antar rayon dan semu kader pmii, yang semua bisa berjalan dengan antusias kder pmii jepara dan supot dari semua kami ucapkan terimakasaih terutama pc.pmii jepara yang selalu beri supot semngat. imbuhnya sahabt najib.

Rapat tahunan komisariat ini adalah sejarah yan g akan tertorehkan dalam perjalanan pmii jepara dan merekomendasikan hasil-hasil rapat tahunan ini dengan pembahasan tatib, pembahasan ADART PMII, dan sidang-sidang komisi yang tentunya semua itu adalah proses yang harus dilalui seluruh kader dengan harapan bisa melahirkan ide gagasan dan madataris ketua yang baru. imbunya syaifur rohim dalam sambutanya.

PELANTIKAN RAYON SYARIAH,DAKWAH,EKONOMI

Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Cabang Jepara Melantik Tiga Rayon Di Unisnu Jepara 

Kampus, Pergerakan mahsiswa islam indonesia (PMII) cabang Jepara 21/06/2014 melantik tiga rayon di unisnu Jepara rayon Dakwah, Ekonomi, Syariah, dalam acara tersebut di hadiri 100 kader pmii jepara dan tamu undanggan. 
pelantikan yang berbarengan akan menunjukan rasa kebersamaan antar rayon sehingga kedepan akan bertambah kompak dan solit dalam bergerak, kata panitia bahwa kepengurus yang baru akan menambah semangat baru dalam menjalankan roda organisasi khususnya rayon syariah, dakwah, ekonomi kedepan, pengkaderan menjadi program utama. kata ketua komisariat koirun najib.
tugas dan tanggung jawab mahasiswa adalah menjalankan tri drama perguruan tinggi dan merealisasikannya di masyrakat kalau tidak sekarang kita belajar berorganisasi kapan lagi ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk sahabt-sahabt karena masih banyak kawan -kawan kita di desa yang tidak bisa melanjutkan kuliah.
PMII menjadi tempat untuk mengaktualisasikan diri dalam ilmu intlektual yang memegang prinsif dzikir fikir amal soleh, mengedepankan idealisme dan musyawaroh dalam mengambil memutuskan suatu persoalan sikap kritis mahasiswa harus di kemablikan sehingga gerakan pmii ini beanr-benar bisa di pertanggungjawakan dan bisa membangun untuk kemajuan bangsa iniimbuhnya syaifurrohim ketua umum pmii cabang jepara. dalam sambutanya .

Debat Kandidat Komisariat Sultan Hadirin Unisnu Jepara 2014

Debat Kandidat Dan Penyampaian Visi Misi Calon Ketua Komisariat Sultan Hadirin Unisnu Jepara

Kampus, Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Harin Unisnu Jepara mengadakan debat kandidat 20/06/2014 di halaman kampus unisnu yang di hadiri seluruh kader pmii cabang jepara kegiatan tersebut untuk menjaring atau mencari calon ketua umum yaitu dari ketua mantan ketua rayon syariah, sahabt fauzul gufron, rayon dakwah, sahabat rofek, rayon tarbiyah sahabati indah, dalam sambutan ketua komisariat shabat najib bahwa semua calon tidak diragukan lagi loyalitasna di pmii.

Ketua Umum pergerakan mahasiswa islam indonesia cabang jepara sahabat syaifur rohim, s.kom.i menyampaikan terimakasih kepada seluruh panitia atas terselenggaranya kegitan debat kandidat dia juga memaparkan bagaimana calon-calon yang akan maju nanti harus punya gagasan yang jelas terkait dengan pengkaderan dan bisa mengayomi rayon yang ada sehingga cita-cita kita untuk menciptakan kader yang ideal dan loyal akan terwujud dan tetunya ini akan membawa kampus unisnu Jepara akan semakin baik dan maju. 
.

Selasa, 17 Juni 2014

Dorong Partisipasi Pemilih Pemula, PMII Jepara Gelar Dialog Pemilu


Dorong Partisipasi Pemilih Pemula, PMII Jepara Gelar Dialog Pemilu
 Pemilih pemula harus aktif mencari informasi terkait tahapan-tahapan pemilu.


JEPARA, Jaringnews.com - Generasi muda diharapkan dapat menjadi motor penggerak kesuksesan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu). Tolak ukur kesuksesan Pemilu dapat dilihat dari tingkat partisipasi. Selain itu, juga dapat dilihat dari sebersih apa pelaksanaan Pemilu dari praktik politik uang.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Jepara, Saifurrahim, disela-sela acara Dialog Pemilu di Mapolres Jepara, Kamis (20/3/2014)

“Melalui berbagai diskusi terkait Pemilu, para pemilih pemula bisa lebih paham dan menentukan langkah terbaik menyongsong pemilu 2014 ini,” ujar Saifurrahim.

Diskusi yang diikuti 157 peserta perwakilan pondok pesantren, siswa SMA serta mahasiswa tersebut, dihadirkan tiga narasumber. Yakni dari Polres, KPU serta Panwaslu.

“Kesemuanya menghimbau generasi muda harus bisa bergerak untuk perubahan supaya tercipta pemimpin yang bisa mengayomi masyarakat,” urainya.

Divisi sosialisasi pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jepara, Subchan Zuhri yang didaulat menjadi pemateri mengatakan, pemilih pemula harus aktif mencari informasi terkait tahapan-tahapan pemilu.

“Harus tahu dan harus berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini,” ujar Subchan.

Sementara itu, Kabag Operasional Polres Jepara, Kompol Rudi Hartono mengatakan, keamanan pemilu menjadi hal yang saat ini diutamakan. Selain itu, pihaknya juga fokus terhadap penanganan kasus-kasus yang mungkin timbul saat pemilu.

Berkait dengan budaya politik uang, Kompol Rudi Hartono menambahkan, masyarakat diminta untuk tetap menjatuhkan pilihan sesuai dengan pilihan hati nurani masing-masing.

“Tampani duwite aja coblos wonge,” tandas Kompol Rudi Hartono.

Minggu, 08 Juni 2014

SAMBUTAN PB.PMII DI PEMBUKAAN KONGRES



PMII Antisipasi Intervensi Parpol
SUARA PMII. Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XVIII kali ini berada dalam momentum yang cukup riskan karena berlangsung beriringan di antara pemilu legislatif dan pemilu presiden 2014. Banyak godaan politik serta intervensi pihak-pihak luar yang berkepentingan terhadap organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini.
“Kami mempunyai sikap yang jelas, bahwa kami (PMII) merupakan organisasi mahasiswa yang independen,” kata Ketua Umum PB PMII Addin Jauharudin di Jakarta saat sambutan dalam pembukaan Kongres PMII XVIII  di Gedung Olahraga Kota Baru Jambi, dan bakal berlangsung hingga 7 Juni 2014 di Asrama Haji Jambi., Jumat (30/5/2014).
Kongres PMII XVIII dibuka pada Jumat 30 Mei 2014 di Gedung Olahraga Kota Baru Jambi, dan bakal berlangsung hingga 7 Juni 2014 di Asrama Haji Jambi.
Addin menegaskan, PMII tengah menyiapkan langkah-langkah antisipatif serta respon gerakan terhadap setiap usaha intervensi agenda politik pihak-pihak luar, baik perseorangan maupun dari lembaga dan partai politik.

“Hilangkan praktik-praktik politik yang tidak mendidik di internal PMII dan organisasi mahasiswa lainnya,” serunya.

Karena itu, Addin menyerukan kepada kader PMII di seluruh Indonesia untuk tidak memilih capres-cawapres yang didukung oleh para politisi busuk dan terbukti melakukan intervensi dengan agenda-agenda politiknya di kongres PMII.

“Kami mengimbau semua pihak dan seluruh elemen bangsa Indonesia agar saling menghormati dan menjunjung etika dalam setiap proses berbangsa dan bernegara, khususnya dalam pilpres 2014,” ujarnya. 

Hal paling penting, kata Addin, kongres kali ini diharapkan akan menghasilkan rekomendasi berupa gagasan dan pemikiran cerdas untuk ditawarkan kepada calon presiden dan calon wakil presiden.(i-tim)

LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar

Sabtu, 07/06/2014 15:30
 Jambi, 
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 2011-2013 berjalan lancar. Setiap Pengurus Cabang dari berbagai Nusantara memberikan pandangan dan sikap atas kinerja kepengurusan PB di bawah pimpinan Addin Jauharuddin.

"Kami yakin Pengurus Besar sudah memberikan komitmen untuk untuk mengabdi kepada PMII, mulai dari materi, tenaga dan pikiran untuk membesarkan PMII. Sehingga kami memberikan apresiasi yang sangat besar," kata Romel Masykuri, salah satu peserta Kongres PMII XVIII, Sabtu (7/6).

Dia mengatakan bahwa kepengurusan PB PMII selama dua tahun lebih sudah berjalan maksimal. Menurutnya, yang harus segera diperbaiki adalah  persoalan ketepatan dalam melaksakan Kongres. Pasalnya, lebih dari 200 cabang, 50 di antaranya mengkritik tentang ketidaktepan waktu Kongres.

Kendati demikian, harus diakui bersama bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaharui tentang sistem dan management kaderisasi.

Adapun dalam pernyataan sikapnya terhadap LPJ PB PMII, 157 Pengurus Cabang (PC) 17 Pengurus Koordinator Cabang (PKC) menerima, sementara 54 PC dan 2 PKC menolak. Sehingga dengan otomatis PB PMII yang dipimpin oleh Addin dengan resmi nyatakan diterima. (Red: Mahbib Khoiron)

KONGRES PMII DI JAMBI MOLOR

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Hasim Arfah

 TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB-PMII) menyelenggarakan Kongres ke-XVIII di Jambi.

Kegiatan yang dihadiri 228 Cabang ini dihelat sejak tanggal 30 Mei lalu dipastikan molor hingga beberapa hari ke depan.

Kader PMII, Ahmad Arfah mengatakan forum tertinggi organisasi kepemudaan ini bakal molor karena melihat dinamika di arena kongres.

"Pentingnya kader PMII, khususnya panitia dan peserta kongres untuk memikirkan proses-proses organisasi, dan tidak menghabiskan energi semata di arena ini. Semua pengurus hadir disini, artinya di daerah akan ada kekosongan kegiatan," katanya via akun BBM, Sabtu (7/6/2014).

PMII telah melahirkan tokoh, antara lain: Mantan Wakil Presiden, Hamzah Haz, Ketua DPP PKB, Muhaimin Iskandar, Sekjen Golkar, Idrus Marham, Wakil Ketua BPK RI, Ali Masykur Musa, Ketua Pansus UUD Ormas, Abdul Malik Haramain, Ketua PP GP Ansor, Nusron Wahid, Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah Indar Parawansah dan sejumlah nama lainnya. (*)

Sumpah Pemuda, Sejumlah OKP Lahirkan Deklarasi Kembali ke Khittah 1928

Rabu, 02 November 2016 18:03 Nasional Sumpah Pemuda, Sejumlah OKP Lahirkan Deklarasi Kembali ke Khittah 1928 Jakarta, NU Online Sejumlah...