oleh . Kabb Mustofa S.Kom.i Pengurus komsariat ratu kalinyamat 2010
Membaca, diskusi dan menulis adalah bagian utama dalam suatu proses pendidikan baik itu kegiatan formal maupun non formal. Membaca merupakan aktifitas yang wajib dilakukan oleh mahasiswa menuju sukses dalam bergelut dengan studynya, bukan cuma pelajar dan mahasiswa namun semua orang didunia ini butuh dengan membaca guna menemukan pengetahuan untuk dijadikan referensi dalam bertindak sekaligus membaca menjadi ukuran suatu bangsa dalam hal tingkat kebodohan. Menulis adalah pengembangan dari kebiasaan membaca yang dijadikan sebuah dokumentasi atau karya sehingga pengembangan yang dilakukan dapat dinikmati orang lain ataupun dijadikan semacam memori. sedangkan berdiskusi adalah pertukaran pikiran antara individu dengan individu.
Sebuah realitas ketika saat ini ketiga skill tersebut sulit untuk ditaklukan dan malah mulai ditinggalkan karena saat ini dianggap kurang penting, baik mahasiswa ataupun pelajar lebih mementingkan suatu nilai yang dikejar dengan menghalalkan bermacam cara. Dengan melupakan menjaga keseimbangan ketiga skill tersebut maka ilmu tidak akan dapat berkembang.
Perkembangan pemikiran dan gerakan perempuan dalam islam indonesia tidak bisa dilihat terpisah dari gerakan pembaharuan islam yang secara intensif berlangsung diindonesia pada awal abad ke-20. Tumbuhnya gerakan pembeharuan Islam memang tidak bisa dipisahkan dari perubahan sosial dan budaya diIndonesia. Semangat perubahan juga muncul dikalangan pelajar Indonesia di Mekah. Kemudian dunia pendidikan menjadi satu sarana paling efektif bagi proses pembaharun masyarakat Indonesia. Lembaga pendidikan sangat tepat untuk menumbuhkan ide dan gagasan- gagasan cemerlang. Dalam kaitan ini R. A Kartini menjadi saksi munculnya sebuah kesadaran baru dikalangan perempuan Indonesia dan masyarakat secara umum. Kartini memang mewarisi semangat pembaharuan pendidikan dari Abendamon.
Pendidikan bagi kaum perempuan sangat penting untuk sebuah pembaharuan. Pendidikan menjadi sarana sentral dalam mencapai kemajuan. lebih dari itu, pentingnya pendidikan perempuan selanjutnya juga dipahami dalam kerangka lebih luas, kemajuan bangsa dan negeri. Kaum perempuan, tepatnya ibu untuk keluarga menjdi basis bagi pembentukan watak dan orientasi suatu masyarakat. Dapat dipahami, maka tingkat pendidikan perempuan sangat berperan menentukan.
Saat ini pola gerakan mahasiswa pun cenderung mengarah pada sifat hedonis dan mengenyampingkan visi akademik dibidang pengabdian masayarakat. Sebagai generasi bangsa hal tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja mengingat beberapa fasilitas dari pemerintah dan akademik sudah mulai memadai dan mudah diakses. Jika mahasiswa dibidang akademik (membaca, manullis dan berdiskusi) dan visi pengabdian kepada masyarakat tidak mampu ditawarkan pada masyarakat tentu menjadi problem serius bagi bangsa ini. Apalagi hari ini masyarakat sangat membutuhkan tenaga dan akal pikiran untuk membantu peningkatan derajat yang saat ini masih terpuruk sekali.
Bangsa dan Negara saat ini membutuhkan generasi baru yang siap mengemban mandate kebangsaan untuk meneruskan perjuangan bangsa. Akan tetapi itu harus dicapai dengan kerja keras dan dangan cara mengembangkan skill-skill gererasi muda, agar kedepan mereka benar-benar menjadi generasi yang berkualitas dan mempunyai intelektual yang tinggi. Namun juga harus menjadi orang yang bertanggung jawab.
Ada pandangan bahwa “gerakan” akan muncul sebagai sebuah reaksi sepontan walaupun tidak terorganisir dengan jelas. Namun demikian pada hakikatnya sebuah gerakan merupakan upaya melakukan antitesa dari komdisi status quo yang komservativ dan tidak memiliki kepekaan akan cita-cita masyarakat yang lebih maju. Mereka percaya atas “testamen” pernyataan sejarah bahwa tidak ada yang abadi didunia ini kecuali perubahan. Manusia akan selalu ada dalam pergulatan dialektik untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Sebuah realitas ketika saat ini ketiga skill tersebut sulit untuk ditaklukan dan malah mulai ditinggalkan karena saat ini dianggap kurang penting, baik mahasiswa ataupun pelajar lebih mementingkan suatu nilai yang dikejar dengan menghalalkan bermacam cara. Dengan melupakan menjaga keseimbangan ketiga skill tersebut maka ilmu tidak akan dapat berkembang.
Perkembangan pemikiran dan gerakan perempuan dalam islam indonesia tidak bisa dilihat terpisah dari gerakan pembaharuan islam yang secara intensif berlangsung diindonesia pada awal abad ke-20. Tumbuhnya gerakan pembeharuan Islam memang tidak bisa dipisahkan dari perubahan sosial dan budaya diIndonesia. Semangat perubahan juga muncul dikalangan pelajar Indonesia di Mekah. Kemudian dunia pendidikan menjadi satu sarana paling efektif bagi proses pembaharun masyarakat Indonesia. Lembaga pendidikan sangat tepat untuk menumbuhkan ide dan gagasan- gagasan cemerlang. Dalam kaitan ini R. A Kartini menjadi saksi munculnya sebuah kesadaran baru dikalangan perempuan Indonesia dan masyarakat secara umum. Kartini memang mewarisi semangat pembaharuan pendidikan dari Abendamon.
Pendidikan bagi kaum perempuan sangat penting untuk sebuah pembaharuan. Pendidikan menjadi sarana sentral dalam mencapai kemajuan. lebih dari itu, pentingnya pendidikan perempuan selanjutnya juga dipahami dalam kerangka lebih luas, kemajuan bangsa dan negeri. Kaum perempuan, tepatnya ibu untuk keluarga menjdi basis bagi pembentukan watak dan orientasi suatu masyarakat. Dapat dipahami, maka tingkat pendidikan perempuan sangat berperan menentukan.
Saat ini pola gerakan mahasiswa pun cenderung mengarah pada sifat hedonis dan mengenyampingkan visi akademik dibidang pengabdian masayarakat. Sebagai generasi bangsa hal tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja mengingat beberapa fasilitas dari pemerintah dan akademik sudah mulai memadai dan mudah diakses. Jika mahasiswa dibidang akademik (membaca, manullis dan berdiskusi) dan visi pengabdian kepada masyarakat tidak mampu ditawarkan pada masyarakat tentu menjadi problem serius bagi bangsa ini. Apalagi hari ini masyarakat sangat membutuhkan tenaga dan akal pikiran untuk membantu peningkatan derajat yang saat ini masih terpuruk sekali.
Bangsa dan Negara saat ini membutuhkan generasi baru yang siap mengemban mandate kebangsaan untuk meneruskan perjuangan bangsa. Akan tetapi itu harus dicapai dengan kerja keras dan dangan cara mengembangkan skill-skill gererasi muda, agar kedepan mereka benar-benar menjadi generasi yang berkualitas dan mempunyai intelektual yang tinggi. Namun juga harus menjadi orang yang bertanggung jawab.
Ada pandangan bahwa “gerakan” akan muncul sebagai sebuah reaksi sepontan walaupun tidak terorganisir dengan jelas. Namun demikian pada hakikatnya sebuah gerakan merupakan upaya melakukan antitesa dari komdisi status quo yang komservativ dan tidak memiliki kepekaan akan cita-cita masyarakat yang lebih maju. Mereka percaya atas “testamen” pernyataan sejarah bahwa tidak ada yang abadi didunia ini kecuali perubahan. Manusia akan selalu ada dalam pergulatan dialektik untuk mencari kehidupan yang lebih baik.